Masjid Al Jabbar



For the very first time, akhir nya aku trip sama keluarga kecil aku keluar kota. Destinasi pertama adalah Masjid Al-Jabbar di Bandung karena mama yang kepengen banget ke Masjid Al-Jabbar itu. Kita berempat naik kereta antar kota dan turun di stasiun Kiaracondong. Karena dari beberapa stasiun kereta di Bandung kayaknya stasiun Kiaracondong yang paling dekat untuk ke Masjid Al-Jabbar.

 

Suasana Masjid Al-Jabbar saat sore (setelah hujan)

Suasana Masjid Al-Jabbar saat sore (setelah hujan)

Sampai di stasiun Kiaracondong, kami berempat mampir ke Kiara Artha Park sebentar dan makan siang disana. Setelah itu cus menuju tempat menginap yang tidak jauh jarak nya ke Masjid Al-Jabbar. Namun ternyata tempat kami menginap termasuk Zona Merah. Zona Merah adalah tempat yang sulit dimasuki oleh transportasi online bahkan sulit dimasuki oleh taksi. Biasanya di Zona Merah terdapat warga lokal yang menyediakan transportasi atau rental motor/mobil. Kalau waktu aku di Bali, Ubud termasuk Zona Merah namun di daerah Ubud tidak sulit mencari transportasi dari warga lokal. Kalau di Bandung masih agak sulit juga mencari warga lokal, dan transportasi online juga tidak berani ke wilayah Zona Merah itu.

Alhamdulillah dari tempat kami menginap menuju Masjid Al-Jabbar, ada driver transportasi online yang mau antar kami. Dengan syarat di mobil, jika ada warga lokal yang bertanya, ya bilang saja kami keluarga jauh driver. Namun dari Masjid Al-Jabbar menuju tempat kami menginap, susah sekali mendapat driver. Bahkan saat dapat pun, driver tidak bisa antar sampai ke tempat menginap, hanya bisa antar sampai sebelum Zona Merah. Saat itu sudah malam, kami memutuskan makan dahulu kemudian baru mencari cara agar sampai di tempat menginap.

Bagian Dalam Masjid Al-Jabbar (tidak bisa ambil foto estetik karna sangat ramai, dan menghargai warga lokal atau pengunjung lain agar tidak terfoto) :




Setelah makan malam, kami bertanya dengan warga lokal dimana kami bisa menemukan ojek pangkalan. Akhirnya sudah kami berempat naik ojek pangkalan, 4 motor, 4 ojek. Namun ditengah jalan yang agak mendaki dan menurun, motor aku berhenti karna bensin habis. Menumpanglah dengan salah satu ojek adik, 1 motor jadi bertiga termasuk bapak ojeknya. Kalau cek di maps, jarak antara pangkalan ojek sampai penginapan hanya sekitar 2,5 km saja. Seharusnya sekitar 5-10 menit sampai jika pakai motor, tetapi kami di motor sekitar 30 menit lebih sepertinya. Karna jalannya mutar-mutar, saat itu keadaan sudah gelap, lampu jalan tidak banyak, bahkan jalanan pun tidak ramai oleh warga sekitar. Aku pasrah diatas motor, karna takut mau mengarahkan bapak ojek dengan maps namun ya bapak nya sudah tua. Berbicara dengan Bahasa Sunda yang aku tidak mengerti. Sampai akhirnya salah satu bapak ojek bilang, kalau pakai google maps saja. Dan tidak sampai 5 menit akhirnya sampai.


Suasana Masjid Al-Jabbar setelah shalat Magrib :






             Pelajarannya adalah, kalau sudah ada di Zona Merah suatu wilayah, sebisa mungkin punya kontak travel/rental motor/mobil, atau bisa keep kontak driver transportasi online yang berani ambil dan tanya boleh tidak antar jemput ke Zona Merah dan bayar lebih, pesan manual tidak sesuai aplikasi, apalagi jika sudah larut malam. Atau cari aman nya, jangan keluar malam dan tetap di hotel/homestay atau boleh juga tanya resepsionis tempat menginap kontak driver warga lokal dan jangan lupa untuk selalu hidupkan maps saat backpacker ya!












-sitihaniefah-
Jakarta, April 2023

Comments

Popular Posts