Teach For Indonesia
Foto 1. Bimbel SD TFI (tahun 2015)
Teach
for Indonesia, saya pertama kali bergabung sebagai volunteer di tahun
2015. Rutin mengajar bimbel di hari Selasa, Rabu dan Kamis. TFI mengajar bimbel
dari kelas 1 sampai kelas 9. Materi yang biasanya di ajarkan adalah matematika,
bahasa inggris dan ipa. Tetapi saat masuk kelas biasanya volunteer atau
pengajar memisahkan anak yang mempunyai pr dan tidak, lalu kami membantu
anak-anak yang mempunyai pr.
Foto 2. SMPN 7 (kalau tidak salah) yang berada di dekat jalur kereta sebrang stasiun karet
Volunteer
yang bergabung di TFI tidak hanya berasal dari Indonesia, saya bertemu volunteer
dari berbagai negara seperti Belanda dan Korea Selatan. Saya juga sempat membantu
senior jurusan sastra Inggris mengajar kelas tambahan Bahasa Inggris di SMPN 7 (kalau tidak salah) yang berada di dekat jalur kereta sebrang stasiun karet bersama 2 orang volunteer dari Korea Selatan.
Di
tahun 2015 akhir tahun saya mendaftarkan diri dalam komunitas atau kepengurusan TFI-SC
(Teach for Indonesia-Student Community). Pilihan pertama saya yaitu divisi
edukasi, kemudian divisi dana. Seleksi sangat ketat saat itu karena banyak
sekali yang mendaftar di divisi edukasi. Menunggu interview yang panjang
sambil terus berharap saya dapat bergabung di divisi edukasi.
Setelah
beberapa hari pengumuman pun keluar, Alhamdulillah saya dapat bergabung dengan divisi edukasi. Dan kemudian saya menjadi PIC bimbel kelas 2 SD, walaupun tidak
selalu di kelas 2 SD karena bimbel TFI fleksibel, kami selalu briefing
sebelum bimbel dan membagi volunteer setiap hari karena volunteer
belum tentu sama di tiap minggu nya. Kemudian acara welcome party untuk member baru pun diadakan, semua boleh ikut termasuk volunteer-volunteer dari luar negeri.
Biasanya
di kelas, setelah belajar jika masih ada waktu saya sering memberi anak-anak
waktu luang untuk menggambar. Beberapa kali juga saya bertanya mengenai
cita-cita mereka. Karena sering juga saya mengajar membawa tabung gambar, tidak
jarang anak-anak bertanya pada saya apa itu, dan bertanya bagaimana kehidupan
perkuliahan interior, kerja di masa depan nya bagaimana dan seterusnya.
Walaupun saya tidak yakin apakah mereka benar-benar mengerti apa yang saya
maksud, tetapi setidaknya saya cukup senang untuk berbagi dengan mereka. Sering
sekali saya beri nasihat tentang belajar, bahwa belajar itu kebutuhan bukan
keharusan.
Suatu
waktu kami mengadakan ujian di akhir semester, mirip seperti ujian kenaikan
kelas. Matematika dan Bahasa Inggris yang di ujiankan. Terdapat soal pilihan
ganda dan isian. Hening sekali saat itu, kursi kami jauhkan dan mereka di
haruskan duduk sendiri. Tak boleh ada yang nyontek karena jika ketahuan
menyontek kami beri sanksi nilai 0. Dan saat itu juga saya periksa nilai dari
ujian.
Saat
memeriksa nilai, saya sangat kaget melihatnya. Nilai nya bisa dibilang rendah,
sangat rendah. Saya berbicara di depan kelas, bertanya pada mereka selama ini
saya di depan kelas ngapain saja. Mereka bilang saya mengajar, lalu saya tanya
lagi apa yang mereka pelajari. Kemudian mereka terdiam, saya menghela nafas
berat bertanya-tanya apa yang salah. Lalu saya bagikan kertas itu, dan saya
minta pada mereka agar minggu depannya di kumpul sudah ada tanda tangan orang
tua.
Mengingat
masa itu, saya jadi rindu pada mereka. Mereka yang kadang berisik sekali
berebut untuk laporan keseharian mereka. Mereka yang polos sekali, mudah sekali
ketebak saat mencoba berbohong. Saya merasa sangat beruntung bergabung dengan
TFI-SC, saya punya cita-cita menjadi guru SD yang karena beberapa alasan tidak
ambil jurusan PGSD. Tapi setidaknya saya dapat merasakan mengajar SD walau
bukan di lembaga formal.
Banyak
sekali pengalaman yang saya dapatkan dan saya pun banyak bertemu orang-orang hebat, seperti ketua-ketua TFI-SC di tiap periode yang saya
temui. Memberi saya nasihat-nasihat yang sangat bermanfaat, melihat mereka
sukarela bertanggung jawab atas bimbel gratis ini. Meluangkan waktu hanya untuk
sekedar mengajar anak-anak itu. Tak bisa saya jabarkan satu-satu karena banyak
sekali yang saya temui. Yang sangat berkesan adalah volunteer dari
Belanda itu, entah berapa bulan dia menetap di Indonesia dan rutin ikut
mengajar di bimbel.
Untuk
semua yang saya temui di perjalanan hidup saya, terimakasih. Semoga sehat
selalu, and see you on top!
Jika ingin tahu TFI lebih lanjut silahkan mengunjungi website nya disini.
-sitihaniefah-
Bali, Oktober 2018
Comments
Post a Comment