A Rainbow
Sore itu hujan, kau duduk di
sudut ruangan. Melihat ke arah luar jendela, berbicara dengan alam. Kemudian
hujan berhenti, meninggalkan pelangi. “Kau disini, sedang apa?” Kau menoleh ke
sumber suara, tersenyum kemudian melihat ke arah pelangi. “Wah ada pelangi,
indah sekali.” Hening, kalian menatap keluar jendela dan melihat pelangi
bersama.
“Kau tahu mengapa pelangi
sangat indah?” tanyanya yang memecah keheningan. Kau menatapnya menunggu
jawaban. “Coba kau perhatikan, ada berapa warna dalam pelangi?” Kau mengangkat
tanganmu dan menghitung dengan jari. “Ada banyak bukan? Pelangi indah karena
memiliki banyak warna, tetapi yang membuat pelangi menjadi spesial karena
warna-warna yang ada disana memiliki sinar yang sama terang sehingga kita dapat
melihat semua warnanya. Tidak ada satu warna pun yang berusaha bersinar lebih
terang dari warna yang lainnya.” Sekali lagi kau tatap kedua matanya yang teduh
dan tersenyum.
“Saat kau punya warna yang
berbeda dari mereka, mungkin kau merasa sendiri kemudian berusaha
menyembunyikan warna mu yang sebenarnya. Padahal dengan kau menyembunyikannya
dan berusaha menjadi warna yang sama dengan mereka, warna asli pada dirimu
justru akan redup dan bahkan dapat menghilang kemudian terganti menjadi warna
yang sama dengan mereka. Setiap manusia diciptakan berbeda, punya keunikan dan
keunggulan yang berbeda agar dapat saling melengkapi. Aku ingin kau sadar bahwa
warna yang terdapat pada dirimu jauh lebih indah saat bersinar.”
Kau menatap dia yang sedang
menatap langit. Lama sekali, hingga dia sadar akan tatapan matamu. “Kau tahu
apa yang membuat kita terus bersama? Karna kau tahu bahwa aku takkan
mengalahkan sinarmu, begitu pula denganmu. Kita bisa terus bersama karena kita
dapat bersinar bersama, kau dan aku sama-sama tahu tak akan ada dari kita yang
ingin bersinar lebih terang dari yang lainnya.”
Kau terdiam, termenung.
Mencerna kata demi kata yang dia sampaikan. Kemudian tanpa sadar kau meneteskan
air mata, dengan lembut ia mengusap air matamu. Kau tersenyum, mengerti akan
maksud perkataannya. “Bersinarlah, jangan takut. Kau tidak sendiri.”
“Thank you for shining and flying with me…”
-sitihaniefah-
Bali,
November 2018
Jgn jahat napa :(
ReplyDeleteKenapa ini manis bgt? Jadi baper gitu bacanya :'))
Kok jahat sih? Engga ada yang jahat, cuma melampiaskan perasaan dan harapan lewat kata-kata yang bahkan ambigu :")
Delete