Life is a Journey, Not a Destination
Sebenarnya
apa tujuan kita hidup? Berkali-kali pertanyaan itu terlintas dipikiran saya.
Dan sekali lagi, tidak pernah bosan mengingatkan bahwa segala kehidupan akan di
akhiri dengan kematian. Itu adalah sesuatu yang pasti dan mutlak. Hanya saja
kita tidak tahu kapan, dimana dan bagaimana itu akan terjadi.
Sebelumnya
saya sempat mampir di blog seseorang tetapi sudah lupa alamat dan namanya, yang
paling berkesan dalam tulisannya adalah : For me life is not a destination but
life is a journey. Dan saya setuju banget dengan pendapat itu. Karena semua
makhluk hidup di alam semesta ini cuma punya satu tujuan akhir yaitu mati.
Dalam
perjalan hidup kita tentu banyak yang akan kita jumpai ; orang-orang hebat yang
selalu menginspirasi, orang-orang yang selalu mendukung dikala duka, bahkan
orang yang menjatuhkan semangat kita. Kita juga menjumpai waktu yang membuat
kita bahagia, sedih, kecewa, terluka, dan hal-hal yang paling kita ingat dalam
hidup adalah waktu saat kita sedang berjuang.
Saya
percaya bahwa semua makhluk hidup di alam semesta ini punya sesuatu yang sedang
di perjuangkan dalam hidupnya ; tumbuhan dan hewan yang berjuang untuk terus
bertahan hidup, orang-orang berjuang untuk mencari nafkah/mendidik anak-anak/bahkan
sedang berjuang menggapai impian. Dan alasan-alasan kita berjuang untuk sesuatu
dalam hidup juga menjadi alasan kita untuk tetap hidup.
“Impian
itu seperti sayap. Dia membawamu pergi ke berbagai tempat. Kurasa, mamamu sadar
akan hal itu. Dia tahu, kalau dia mencegah mimpimu, itu sama aja dengan
memotong sayap burung. Burung tersebut memang nggak akan lari, tapi burung
tanpa sayap sudah bukan burung lagi. Dan manusia tanpa mimpi, sudah bukan
manusia lagi.”
― Let Go
― Let Go
Memang
lelah untuk berjuang, banyak sekali yang harus direlakan. Perjuangan yang
berisi air mata, keringat bahkan darah. Entah sampai kapan kita harus berjuang,
berkali-kali ingin menyerah karena merasa sudah tak sanggup untuk memikul
semua. Kita memang tak tahu sampai kapan kita harus berjuang tapi percayalah,
perjuangan tidak akan mengkhianati hasil. Yang harus terus kita lakukan adalah
doa dan usaha, terus berjuang.
Saya yakin
banyak diantara kita yang memang dilahirkan sebagai pejuang (kutipan dari Hanum
Rais dan Rangga Almahendra). Dan seharusnya kita semua yang dilahirkan sebagai
pejuang bangga akan hal itu. Selain mati setidaknya kita tahu ingin menjadi apa
sebelum waktu itu menjemput, banyak hal yang dapat dilakukan dan hal ter-keren
menurut saya adalah saat kamu dapat menjadi orang yang sangat bermanfaat bagi
orang lain.
Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ
أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani,
ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’
no:3289)
“Jangan engkau ciut pada apapun, karena kamu hanya boleh takut pada
Allah. Jadikanlah ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang
menyelamatkanmu. Jadikan imanmu sebagai jangkar yang mengatasi badai
cobaan. Perbanyak amalanmu sebagai bekal mengarungi kehidupan.
Bacalah Al-Quran sebagai kompas yang memandu arah pelayaran.
Kibarkanlah ilmu pengetahuan sebagai layar yang menggerakkan lajumu.
Cakrawala masa depanmu tanpa batas, demikian juga harusnya cintamu pada
Tuhan. Gapailah semua tujuanmu dalam
batas-batas ketentuan-Nya. Ingatlah Nak, setiap tujuan
membutuhkan perjuangan. Setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan.
Setiap pengorbanan membutuhkan kesabaran. Setiap kesabaran punya
terminal bernama penyerahan. Dan sebaik-baiknya tujuan adalah kembali
pada Allah.” ― I am Sarahza
-sitihaniefah-
Bali, November 2018
Comments
Post a Comment